Beras Plastik Jadi Alasan Mengapa Demo Kemarin Sepi


Rencana puluhan ribu orang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi batal karena para mereka mengkhawatirkan nasi bungkus dan nasi kotak yang akan diterima sebagai sumbangan berisi nasi yang dibuat dari beras plastik.
Isu beras plastik tersebut rupanya berimbas kepada mundurnya puluhan organisasi masyarakat (ormas) maupun mahasiswa dari keturutsertaan yang sejatinya akan bergerak di jalanan hari ini (20/5) untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintahan Joko Widodo.
Hal ini dikemukakan oleh koordinator aksi Gerakan Masyarakat Menderita Indonesia (GEMMI), Rocky Suprana, yang mengurungkan rencana organisasinya untuk ikut dalam unjuk rasa hari ini.
“Kami terpaksa mundur karena takut sumbangan nasi kotak dan nasi bungkus untuk kami berasal dari beras plastik. Kalau teman-teman pada jatuh sakit nanti kita yang dimintai biaya berobat ‘kan repot. Belum tentu semuanya sudah mengurus BPJS,” ujarnya saat dimintai keterangan oleh posronda.net di posko GEMMI, Tanah Abang, Jakarta.
Ia menceritakan, selama ini nasi kotak ataupun nasi bungkus selalu menjadi sumber energi utama pada saat turun ke jalan dan berunjuk rasa. Rocky juga mengaku tidak tahu dari mana sumbangan nasi berasal, tapi biasanya sudah tersedia menjelang waktu makan siang.
Pada awalnya, ia dan rekan-rekannya bersemangat untuk ikut berunjuk rasa. Namun, beberapa hari yang lalu isu mengenai beredarnya beras plastik membuat mereka gentar karena takut disuguhi nasi dari bahan yang tidak sehat tersebut. Perasaan ini memuncak hingga kemarin (19/5), dan akhirnya GEMMI memutuskan untuk mundur dari agenda 20 Mei.
“Kami memang terbiasa menunggu sumbangan nasi bungkus, nasi kotak, kadang-kadang ada yang memberi fried chicken, gitu. Tapi semua kan tetap pakai nasi, kami takut kalau ternyata itu dari beras plastik. Selain nasi kita juga tidak mau, sih. Orang Indonesia, kalau belum makan nasi belum kenyang. Mau bikin atau beli sendiri, duit kita nggak cukup. Mas tahu sendiri apa-apa sekarang mahal, donor buat lembaga juga sudah berkurang,” papar Rocky.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Universitas Kota Jakarta (UNKOJA), Ivan Baggio Hafian. Diwawancara di tempat terpisah, Ia mengaku tidak mau mengambil resiko yang dapat membahayakan teman-temannya yang akan ikut turun ke jalan apabila mendapatkan jatah nasi yang berasal dari beras plastik.
Selain itu, menurutnya memakan beras plastik akan menjadi sebuah kemunduran. “Jelas tidak baik untuk tubuh, dan juga lidah. Lagipula kan tidak enak. Kemarin saya sudah makan nasi enak di Istana bareng presiden sama teman-teman BEM lain, lalu tiba-tiba nanti kebagian nasi dari beras plastik bagaimana? Kalau begitu ‘kan jadinya bete.”
Keputusan BEM UNKOJA untuk tidak turut serta pada agenda 20 Mei selaras dengan keputusan yang diambil oleh para Ketua BEM dari kampus-kampus lainnya, yang akan memindahkan aksi mereka pada tanggal 21 Mei 2015. Belum ada informasi lebih lanjut apakah rencana tersebut benar-benar akan terlaksana atau tidak.

Comments

Popular posts from this blog

17 Lomba Unik yang Takkan Anda Jumpai dalam Agustusan

Cantiknya Wanita Malam Tidak Secantik Siangnya