Posts

Showing posts from October 6, 2013

3 Jurus Penghilang Duka

Setiap kita mendapat musibah tentu akan ada duka yang mendalam dalam hati kita. Takkan hilang sampai kapanpun dan akan selalu terkenang dimanapun. Apalagi kalau yang kita alami adalah sesuatu yang tidak kita duga sama sekali. Tapi kita juga harus ingat, bahwa hidup ini harus terus kita jalani walaupun akan selalu ada rintangan yang menghadang. Bukankah manusia adalah makhluk yang sempurna ? Tentu manusia akan mampu mengatasi duka yang melandanya. Mungkin ini ada jurus yang selalu saya pakai ketika saya sedang sedih dan berduka akan suatu hal. Mudah – mudahan berguna. 1. Don’t look back! Jangan selalu mengingat masa lalu, tataplah ke depan. Kita memang pantas bersedih, tapi jauh lebih penting mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Tuhan sengaja menyelamatkan kita supaya jadi orang yang makin tegar. Ingat, banyak orang yang menjadi manusia hebat setelah aneka musibah yang menimpanya. 2. Stop crying! Jangan keterusan menangis. Yang sudah berlalu dan berpu

Fenomena Seputar Sumpah Pocong

Image
Sumpah pocong yang konon merupakan tradisi masyarakat pedesaan adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang dengan kondisi terbalut kain kafan layaknya orang yang telah meninggal. Sumpah ini tak jarang dipraktekkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah tidak dipocongi tapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk. Sumpah pocong biasanya dilakukan oleh pemeluk agama Islam dan dilengkapi dengan saksi dan dilakukan di rumah ibadah (mesjid). Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki bukti sama sekali. Di dalam sistem pengadilan Indonesia, sumpah ini dikenal sebagai sumpah mimbar dan merupakan salah satu pembuktian yang dijalankan oleh pengadilan dalam memeriksa perkara-perkara perdata, walaupun bentuk sumpah pocong sen

Awan Naga di Langit Papua, Pertanda Apa?

Image
Fenomena alam yang unik menarik perhatian warga Kota Jayapura, Papua dengan menyaksikannya di langit Pantai Dok II, Sabtu (21/8/2010) sore. Terlihat sebentang awan berwarna oranye kemerahan, melintang di atas cakrawala. Salah seorang yang sempat mengabadikan fenomena ini, Piet Namumuri, warga Dok V Jayapura. Ia mengatakan, sekumpulan awan berbentuk seperti naga yang meliuk-liuk itu tampak sekitar pukul 17.30 WIT. “Kejadian berlangsung sekitar 5 menit,” ungkapnya. Saat itu, Piet sedang duduk di kursi panjang depan Kantor Gubernur Papua, seperti kebiasaan warga Jayapura menghabiskan waktu senja. Ia menjelaskan, awan naga itu tampak berjalan dan merangkak ke atas, lalu menghilang. Fenomena itu diabadikan dengan kamera telepon seluler dan diberikan kepada Kompas. Ia mengaku resah akan penampakan naga ini. “Kira-kira ini pertanda akan ada kejadian apa di Papua?” ucapnya. (Kompas)

Awan Mata di Jakarta dan Awan Wajah di Venice!

Image
Entah kebetulan atau pertanda dari yang di atas. Hari ini saya menemukan dua berita yang membahas tentang foto awan yang terlihat seperti wajah manusia. Kebetulan pula kedua foto tersebut diambil pada tanggal dan hari yang sama yaitu jumat 16 april 2010 tetapi pada lokasi yang berbeda, yang satu dari Jakarta, dan satu lagi dari Venice Italy. Wallahu Alam… Quote: Originally Posted by Awan di Jakarta Quote: Originally Posted by Awan di Venice, Italy Aneh y Gan? Lebih aneh nih gan Spoiler for : Awannya say”bye” (kaskus.us/showthread.php?t=4362519)

Laut Selatan, Kenapa Sering Menelan Korban

Sudah tak terhitung berapa banyak korban berjatuhan di sana. Legenda menyebut, itu karena ulah dendam Ratu Penguasa Laut Selatan. Tetapi penjelasan ilmiahnya bicara lain. Kebanyakan korban adalah wisatawan domestik berusia muda, sekitar 15 – 28 tahun. Mereka berlibur ke Pantai Laut Selatan untuk menikmati keindahan panorama bentang alam pantai, sekaligus merasakan sensasi deburan ombak yang menggelegar karena saking besarnya. Mendadak sontak segala keceriaan musnah. Yang tertinggal hanya kepedihan akibat jatuhnya korban jiwa karena tergulung ombak dan terseret arus Pantai Laut Selatan yang terkenal ganas dan tidak terduga. Lantas muncul sejumlah pertanyaan, apa penyebab utama terjadinya musibah itu? Siapa yang harus bertanggung jawab? Apa yang mesti dilakuka